Bersama : Ust. Qomar
Imam Ibnu Qayyim mengatakan: Diantara obat
yang paling mujarab untuk melawan sihir akibat pengaruh jahat setan adalah
dengan pengobatan syar’i yaitu dengan
zikir, do’a dan bacaan-bacaan yang bersumber dari Al-Qur’an. Jiwa seseorang
apabila dipenuhi dengan zikir, wirid dan mensucikan nama Allah niscaya akan
terhalangi dari pengaruh sihir. Orang yang terkena sihir bisa sembuh dengan
membaca ruqyah sendiri atau dari orang lain dengan ditiupkan pada dada atau tubuh
yang sakit sambil membaca zikir dan do’a.
Assalaamu’alaikum
warahmatullaahi wabarokaatuh,
W (Media
Nuurul Waahid)
Alhamdulillah
Wasshalatu Wassalamu ‘ala Rasuulillah Saw, Puji syukur senantiasa kita
panjatkan pada Allah Tabaaroka wa Ta’aaladan salam atas junjungan kita, Nabiyullah
Muhammad Saw. Yang membimbing kita semua, sehingga kita bisa menghirup udara
keimanan dan berjalan dinaungan AllahTabaaroka wa Ta’aala.
Sahabat sekalian
sedikit saya ingin membahas dalam Rubrik
Kesehatanini dengan mengambil tema Pengobatan Ruqyah, boleh jadi kita
sering mendengar kata-kata Ruqyah bahkan mungkin diantara kita pernah menjalani
praktik pengobatan ini atau bahkan menjadi peruqyahnya.
Sahabat MeNuW yang semoga dirahmati Allah
Tabaaraka Wa Ta’aala, perlu kita ketahui bahwa Ruqyah bukanlah sebuah pengobatan alternatif,namun seharusnya menjadi pilihan utama bagi
seorang muslim saat tertimpa penyakit, musibah, gangguan jin atau sihir. Sebagai
sarana penyembuhan, ruqyah tidak boleh diremehkan keberadaannya. Karena telah
dicontohkan Nabi kita dan para sahabatnya, Setiap Allah menciptakan penyakit
Allahpun telah menciptakan penawarnya, jadi tidak mustahil semua penyakit bisa
diobati. Dan salah satu penawarnya yaitu Al Qur’an, syifaaun linnasi warahmatun
lilmu’miniin.
Dan meruqyah adalah
sebuah amalan yang sangat mulia, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah
pernah menyampaikan: “Sesungguhnya meruqyah termasuk amalan yang utama.
Meruqyah termasuk kebiasaan para nabi dan orang-orang shalih. Para nabi dan
orang shalih senantiasa menangkis setan-setan dari anak Adam dengan apa yang
diperintahkan Allah dan RasulNya”.
Demikian pentingnya
penyembuhan dengan ruqyah ini, maka setiap kaum Muslim semestinya mengetahui
tata cara yang benar, agar saat melakukan ruqyah tidak menyimpang dari kaidah
syar’i yang diajarkan Rasulullah Saw.
Dalam prakteknya Ruqyah
adalah upaya untuk mengusir jin dan segala macam gangguannya dengan membacakan
ayat-ayat Al-Quran Al-Kariem. Bagi jin yang mengganggu dan jahat, bacaan
Al-Quran, terutama pada ayat tertentu yang dibaca dengan baik dan benar oleh
orang yang shalil dan bersih imannya, akan sangat ditakuti. Mereka akan
merasakan panas yang membakar dan pergi. dalam hal ini bukan berarti orang yang
meruqyah mengetahui hal yang ghoib namun hanya mengikuti bimbingan Rasulullah
saja, sebab urusan yang ghoib Allah saja yang tau.
Baiklah sahabat
MeNuW mari kita pahami lebih mendalam
lagi tentang Pengertian Ruqyah.
Ruqyah secara bahasa artinya jampi-jampi atau mantera.
Sedangkan Ruqyah
sendiri secara umum dibagi menjadi dua macam, yaitu Ruqyah Syar’iyah dan
Ruqyah Syirkiyah.
Ruqyah Syar’iyyah adalah jampi-jampi atau matera yang dibacakan oleh seseorang untuk
mengobati penyakit, menghilangkan ganguan jin, sihir atau untuk perlindungan
dan lain sebagainya dengan hanya menggunakan ayat-ayat Al-quran, doa-doa yang
bersumber dari hadist Rasulullah Saw. dan doa-doa yang bisa dipahami maknanya selama
tidak mengandung kesyirikan. Dan inilah cara Ruqyah yang diperbolehkan menurut
agama kita.
Ruqyah
Syirkiyyah Yaitu ruqyah dengan menggunakan
bahasa-bahasa yang tidak dipahami maknanya atau ruqyah yang mengandung
unsur-unsur kesyirikan, dengan mencampuradukkan ayat- ayat Al-Qur’an dan doa
yang dilakukan dengan azzimat atau meminta
kepada nenek moyang, wali,nabi, orang sholeh yang telah meninggal dunia atau
perbuatan- perbuatan yang menyimpang seperti : sesaji, penyembahan di kuburan,
pohon kramat dan lainnya. Cara yang semacam ini tidak diperbolehkan oleh
sya’iah islam bahkan dapat menjerumuskan peruqyah dan yang diruqyah kedalam
kesyirikan.
Rasulullah Saw. besabda
yang artinya:
“Perlihatkan pada ku Ruqyah kalian, dan tidak
apa-apa melakukan ruqyah selama tidak mengandung unsur syirik (HR. Muslim).
Dalam Islam
ditemukan beberapa dalil yang membolehkan penggunaan ruqyah sebagai pengobatan
penyakit. Seluruh ulama sepakat bahwa jenis ruqyah yang disebutkan dalam hadits
(terapi Ruqyah Syar’iyyah) maka mengamalkannya adalah sunnah. Sedangkan ruqyah
yang berbau syirik (Ruqyah Syirkiyyah), seperti dengan menyebut nama seorang
wali untuk menyembuhkan gangguan jin, atau dengan menggunakan hal-hal yang tak
ada tuntunannya dalam syariat adalah terlarang dan haram hukumnya.
Sahabat MeNuW yang
dirahmati Allah Swt. Namun realita yang terjadi di dalam kehidupan ummat islam
ini, kadang kita jumpai juga metode ruqyah yang merupakan hasil kreasi sebagian
orang yang dianggap ahli agama (kiai atau ustadz). Inilah yang menjadi
persoalan. Banyak ruqyah hasil kreasi itu terasa janggal, bahkan menyebutkan
beberapa nama yang tak dimengerti. Satu contoh metode ruqyah yang dilakukan
seorang kiyai yaitu dengan mengucapkan beberapa kalimat dengan hitungan
tertentu dan disertai puasa tujuh hari, dan di malam harinya yang bersangkutan
harus melaksanakan shalat hajat atau meminum air yang telah diberi abu dari
rajah yang telah dibakar atau memindahkan penyakit ke hewan. Perbuatan semacam
ini jelas tak ada petunjuknya di masa Rasulullah Saw, sehingga dapat
digolongkan ke dalam bid’ah (terapi ruqyah yang tidak Islami), ruqyah seperti
ini termasuk yang dilarang dalam syari’at islam. Dari mana ia bisa menentukan
bacaan tersebut, serta jumlah dan syarat puasanya jika tidak ada petunjuk dari
Allah dan Rasul-Nya.
Oleh karenanya,
kaum muslimin yang menjaga tauhid jangan terpengaruh dengan cara-cara ruqyah
bid’ah semacam ini, dan senantiasa mengamalkan apa yang diajarkan Rasulullah
Saw saja. Walaupun kadang ruqyah semacam itu membuahkan hasil dengan hilangnya
penyakit atau perginya jin dari tubuh orang yang kesurupan, maka itu hanyalah
permainan jin semata, agar banyak orang yang terjebak ke dalam bid’ah semacam
ini dan menemaninya di neraka kelak. Na’uudzubillah min dzaalik.
Kadang kita ragu
tentang kebolehan terapi Ruqyah karena
ada pro dan kontra masalah terapi ini, oleh karena itu kita harus mengetahui
landasan dasarnya dalam semua amal, jangan sampai kita salah paham dan gegabah
menilainya, untuk lebih meyakinkan hati kita marilah kita simak landasan Syar’i
Ruqyah Syar’iyyah berikut ini:
Allah berfirman
dalam Al-Qur’an, yang artinya:
“Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-Isro
: 82)
Rasulullah Saw. bersabda
:
اَعْرِضُوا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لاَ بَأْسَ
بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيهِ شِرْكٌ
“Bacakan ruqyah-ruqyah kalian kepadaku,
tidak apa-apa dengan ruqyah yang tidak mengandung kesyirikan didalamnya.”(HR.
Muslim)
Pendapat Ulama
tentang Ruqyah
Imam Nawawi berkata:
“Ruqyah dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan dengan do’a-do’a yang telah diajarkan
oleh Rasulullah Saw adalah sesuatu hal
yang tidak terlarang. Bahkan itu adalah perbuatan yang disunnahkan. Telah
dikabarkan para ulama bahwa mereka telah bersepakat (ijma’) bahwa ruqyah
dibolehkan apabila bacaannya terdiri dari ayat-ayat Al-Qur’an atau do’a-do’a
yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.”(Shahih Muslim bisyarhi An-Nawawi : 14/341).
Dengan landasan
yang jelas ini maka seyogyanya hati kita lebih yakin dan mantap bahwa ruqyah
diperbolehkan menurut agama kita dan bagi yang kurang sependapat tidak perlu
gegabah menilainya kecuali kalau ada landasan yang lebih shahih.
Untuk mengetahui
mana Ruqyah yang sya’i ada beberapa ciri-ciri, diantaranya adalah: cara atau
prosesi pengobatan Ruqyah Syar’iyyah harus sesuai dengan nilai-nilai Syari‘ah.
contohnya: pasien wanita harus tetap menutup aurat & afdholnya si peruqyah
juga wanita, namun jika tidak ditemukan atau karena sulitnya mencari peruqyah
wanita, maka dibolehkan dilakukan oleh peruqyah pria dengan syarat harus ada pihak mahrom dari pasien atau ada
orang lain ditempat dilakukannya terapi tersebut dengan maksud menjaga diri
dari adanya fitnah, peruqyah pria harus menggunakan sarung tangan tebal sebaga
media ketika dipandang perlu untuk memegang anggota tubuh si pasien wanita.
wallahu a’lam.
Tetapi bila orang
itu menggunakan cara-cara yang menyimpang, dengan melanggar syariat dan aqidah,
tidak boleh dilakukan. Karena tujuan jin ketika mengganggu manusia tidak lain
adalah untuk menyeret manusia kepada pelanggaran dan syirik kepada Allah.
Misalnya bila orang yang diruqyah itu
bilang bahwa jin itu minta sesajen, minta kembang, atau dikorbankan hewan
sembelihan sebagai tumbal, itulah syirik yang sejati. Atau apapun yang secara
syariah bertentang dengan hukum-hukum Allah.
Saat dibacakan
ayat-ayat Ruqyah Syar’iyyah, kemungkinan besar jin itu sangat takut dan tidak berani
menawar-nawar dengan minta ini itu. Karena bacaan ayat-ayat Al-quran itu
membuatnya kesakitan yang sangat, sehingga dalam proses Ruqyah, tidak ada
penawaran lain kepada jin kecuali harus pergi dan berhenti dari menganggu
manusia.
Oleh karena itu
pastikan bahwa orang yang anda minta bantuannya adalah seorang muslim yang
shaleh, mengerti ajaran syariah dengan benar, kuat aqidahnya, benar ibadahnya,
lurus fikirannya dan yang penting diperhatikan, dia hendaknya punya pengalaman
sebelumnya dalam menghadapi pasien ruqyah, agar mengenal tipu daya dan
trik-trik yang digunakan jin untuk berpura-pura pergi padahal tidak. Seandainya
ia sembuh dengan pertolongan peruqyah bukan berarti kesembuhan itu datang dari
peruqyah namun tetap dari Allah Swt. Kebalikannya seandainya ia tidak sembuh-
sembuh bisa dimungkinkan jin tidak takut
dengan peruqyahnya karena kadar keimanan yang kurang atau masih mencampur dengan kesyirikan, namun
seandai sudah syar’i mungkin karena
Allah sedang menguji hambaNya supaya lebih kuat dalam beribadah dan
mengingatNya, sabar terhadap cobaan dariNya sehingga gugur dosa-dosanya atau bahkan
karena pribadi pasien sendiri yang tidak menginginkan diruqyah.
Maka selayaknya si
pasien mengevaluasi diri, sudahkah ia shalat 5 waktu, mengenakan jilbab atau pakaian
yang syar’i tatkala keluar rumah, makan makanan halal, menjauhi maxiat dan
riba, selalu berzikir dan bersyukur atas nikmatNya , durhaka kepada orangtua
dan suami dsb.
Ada beberapa surat
Al-Quran yang hendaknya dianjurkan dibaca saat meruqyah, diantaranya: Surat
Al-Fatihah, Surat Al-Baqarah ayat 1-5,102, 254-257 dan 284-286, Surat Ali-Imran
ayat 1-9 dan 18-19, Surat An-Nisa ayat 115-121, Surat Al-A’raf ayat 54-55,
SuratYunus 81-82, Surat Thoha 69, Surat Al-Mu’minun ayat 115-118, Surat Yasin
ayat 1-12, Surat As-Shaffat ayat 1-10, Surat
Ar-Rahman ayat 33-36, Surat Ghafir ayat 1-3,Surat Jin ayat 1-9, Surat Al-Iklas,
Surat Al-Falaq,dan Surat An-Naas.
Sedangkan doa-doa
yang dianjurkan diantaranya:
اَللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ اَذْهِبِ
الْبَأْسَ اِشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ
سَقَمًا
Ya Allah, Rabb bagi semua manusia,
hilangkanlah rasa sakit, berila kesembuhan, Engkau zat yang menyembuhkan tiada
yang bisa menyembuhkan kecuali Engkau, kesembuhan yang tiada menimbulkan sakit
sedikitpun.
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ
شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ , اللهُ يَشْفِيْكَ
, بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ
Dengan nama Allah aku meruqyahmu dari kejahatan
setiap jiwa atau pandangan orang yang dengki, Allah yang memberi kesembuhan
padamu, dengan nama Allah saya meruqyahmu.
أُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَةِ
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Saya mohon untuk kamu perlindungan kepada
Allah dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang
diciptakan
Syekh Bin Baz
mengatakan: Hendaklah seorang muslim meminta kesembuhan hanya kepada Allah dari
segala kejahatan dan bencana, dengan membaca doa-doa berikut ini:
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّ مَعَ
اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Dengan menyebut
nama Allah yang dengan keagungan nama-Nya itu menjadikan sesuatu tidak
berbahaya baik yang ada di langit atau di bumi, dan Dia Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui? (Dibaca 3x pada pagi dan sore hari)
Dan dianjurkan juga
untuk membaca Ayat Kursy ketika hendak tidur dan sehabis shalat fardhu,
disamping membaca surat Al-Falaq, Al-Nas dan Al-Ikhlas setiap selesai melakukan
salat subuh dan salat maghrib serta menjelang tidur dengan cara ditiupkan di
telapak tangan dan diusapkan kesemua anggota tubuh yang terjangkau.
Seluruh cara di
atas hanyalah sekedar do’a dan ikhtiar, sumber kesembuhan hanyalah dari Allah
semata, Dialah yang Maha mampu atas segala sesuatu dan di tangan-Nya segala
obat dan penyakit, dan segala sesuatu bisa terjadi berdasarkan ketentuan dan
takdir Allah swt.
Baiklah sahabat
MeNuW, kiranya sekelumit ini dulu yang bisa saya sampaikan kiranya ada
kebenarannya itu datang dari Allah tabaaroka wa ta’ala, ada kesalahannya itu
datang dari diri pribadi saya yang masih perlu banyak belajar, mohon evaluasinya, Mohon maaf atas segala khilaf.
Hadaanallahu Wa Iyyaakum Ajma`in, Wallahu
A`lam Bish-shawab.
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
Dari
berbagai sumber_ Qomar al Fikr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar